Setiap pekannya ia
selalu mengajariku untuk memantapkan keyakinan pada Allah saja. Di setiap
keadaan dan disetiap kondisi bagaiman pun itu. Ah lagi-lagi ku bertanya pada
diri sendiri sudahkah 100% keyakinanku pada-Nya? Bukan keyakinan atas zat-Nya tapi
keyakinan atas kuasa-Nya, kuasa-Nya yang begitu besar atas segala sesuatu.
Ketika kun nya berlaku, sudahkah sepenuh jiwa meyakini? Aku lagi-lagi
disadarkan, bukankah seorang muslim sudah seharusnya optimis? Optimis bahwa ada
Allah yang Maha Membantu dan dilubuk hati yang terdalam berbisik ‘masih cukup
kurang keyakinan itu’.
Banyak cerita yang kudapat darinya,
tentang liku perjalanan hidupnya yang seluruhnya hanya disandarkan pada-Nya.
Betapa lagi-lagi kudapati keyakinan yang begitu kuat dari sorot kedua matanya.
Saat kau menitipkan keluargamu pada Allah. Tak ada keraguan yang kau dapati.
Ah…dapatkah aku sepertimu? Sosok kuat penuh kesholehan yang aku selalu dibuat
tertegun setiap kali ia berbicara. Sungguh bersyukur aku ditemukan denganmu.
Semoga kelak aku bisa mengikuti jejak-jejak pribadimu yang baik.
"Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan
gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.
Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya
kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang
kamu minta." ( Surat al-Fushilat
ayat 30 & 31)
*Uhibbukifillah my
murobbi
0 komentar:
Posting Komentar